Selasa, 29 Oktober 2019

Mari Menyelam: Mengamati Kehidupan Ikan






Assalamu'alaikum wr. wb

Sebelumnya, saya ingin meminta maaf karena memfoto kalian malam-malam begini sebagai objek bahasan blog saya malam ini. Bisa kita lihat bersama, itu adalah foto ikan dalam aquarium kecil. Berdasarkan ciri-cirinya ikan adalah hewan yang bernafas dengan insang, berekor, bersisik, bertelur, hidup dalam air. Nah itu paus dan lumba-lumba apa dong, kan mereka beranak. Kata guru biologi mereka adalah mamalia dengan beberapa cirinya beranak, bernafas dengan paru-paru. Tapi kebanyakan orang menyebutnya ikan paus, ikan lumba-lumba, entahlah terserah. Mungkin bisa disimpulkan juga bahwa yang mirip ikan belum tentu ikan, apalagi yang hanya ada di air, itu ada penyelam, batu karang, rumput laut, bangkai kapal sudah pasti mereka bukan ikan. Jangan mudah menilai.

Ikan itu enak kok kalau digoreng, dipepes, apalagi dibakar. Bisa kita browsing di google tentang manfaat mengonsumsi ikan, pasti akan keluar ratusan bahkan ribuan tulisan tentang kandungan protein, atau macam-macam vitamin yang sangat banyak jika dituliskan disini. Ngomong-ngmong soal ikan, apa ada ikan yang dari lahir segitu hingga dewasa juga segitu? seperti tidak ada pertumbuhan. Makan iya, tapi kok gak gede-gede. Pasti orang tuanya sangat sedih, seperti orang tua kita ya kan, ya kan.

Ikan yang hidup dilaut sana, apa dagingnya juga asin ya? sepertinya tidak. Lihat saja kalau ibu kita masak, pasti saat goreng ikan masih dibumbui dengan garam. kok bisa ya, hidup ditempat asin tapi tidak tertular asin. Yah emang begitu si, entah penelitiannya bagaimana itu. Tapi dari hal tersebut kita belajar, jangan mudah terpengaruh dengan lingkungan. Silahkan berteman dengan siapapun, teman baik teman buruk silahkan saja. Toh seburuk-buruknya teman juga pasti ada hal baiknya. Selagi kita punya prinsip / benteng yang kuat, tentu tidak akan mudah terombang ambing dengan arus pergaulan kita.

Ikan pun begitu. Lautnya asin, eh dia punya antobody asin mungkin kali ya jadi ga tertular asin. Selain itu benteng fisiknya juga mantap, kuat nerjang ombak, angin, badai dan kawan-kawannya. Lalu adakah ikan yang berenang mundur? badannya bergerak mundur begitu dari ekornya, tapi sepertinya tidak ada. Anggap saja itu sebuah visi kedepan menggapai tujuan, lebay banget. Kalau manusia, kadang maju kadang mundur. Maju ketika ada kawan-kawannya, mundur pas ga ada yang dukung haha jago kandang. Bukan begitu juga. Manusia perlu tujuan yang ingin dicapai. Demi mencapainya ia harus terus maju, ketika sudah tercapai maka buatlah tujuan-tujuan baru lainnya, agar selalu bergerak maju. Jangan sedikit-sedikit galau, pasrah, "sudah takdir kok". Haduh.. arek gendeng. Konsep rejeki ya kan sudah jelas, ikan yang sehat, giat, lincah, besar, ketika si bos menaburkan pakan pasti dengan sigap menjemput pakannya. Ya bagitulah manusia, Gusti Allah ngasig rejeki, dan kita hanya diam dirumah misalnya, ya tetep kebagian si mungkin, tapi cuma sedikit, paling sisa-sisa manusia lainnya. Beda lagi kalau kita giat, aktif, semangat, bisa jadi rejeki kita jadi berkali-kali lipat. Mantul kan?

Balik lagi ke ikan, intinya gini wis. Contohlah ikan yang teguh pada pendiriannya, tidak mudah terkontaminasi dengan lingkungannya. Jika kita tidak bisa mewarnai hidup orang kain dengan kebaikan, paling tidak kita tidak bisa dipengaruhi oleh orang lain untuk melakukan keburukan dan sesuatu hal yang bersifat negatif, apalagi malah kita yang mempengaruhi orang lain untuk berbuat buruk hahaha parah. Kemudian yang terakhir adalah beradaptasi dengan lingkungan bukan berarti kalah dan menyerah pada keadaan, sehingga kita kehilangan jatidiri, melainkan tetap hidup sesuai ketentuan Allah tanpa harus merasa diganggu dan terganggu. Wallahu a'lam.

Wassalamu'alaikum wr. wb.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

TERJEMAHKAN BLOG INI

PENGUNJUNG SAAT INI